Pulau Penyengat kaya akan nilai budaya dan sejarah. Sebuah pulau kecil Kepulauan Riau, ini punya pengaruh berkembangnya peradaban Melayu dan Islam. Jaraknya sekitar 2 km dari Kota Tanjungpinang. Di masa lampau, pulau ini menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Riau. Jejak peninggalan peradaban Melayu dan Islam tersebar di setiap sudut.
Memiliki sejarah panjang, Pulau Penyengat juga menjadi pusat Kebudayaan dan Kesusastraan Melayu. Bukti itu bisa terlihat dari banyaknya naskah tersimpan di pulau ini. Zaman dahulu, penduduk Pulau Penyengat dikenal gemar menulis beragam karya keilmuan.
Salah seorang sastrawan terkenal adalah Raja Ali Haji. Raja Ali Haji juga dikenal ulama besar dari Melayu. Banyak karya sudah dihasilkan. Karya paling terkenal, yakni Gurindam Dua Belas pada tahun 1847. Karya Raja Ali Haji lainnya berjudul Kitab Pengetahuan Bahasa. Kemudian menjadi cikal bakal bahasa persatuan dalam Kongres Pemuda Indonesia 28 Oktober 1928.
Naskah kebudayaan Melayu di Pulau Penyengat kini dalam kondisi mengkhawatirkan. Banyak buku maupun kitab butuh perhatian lebih. Kekayaan dimiliki berjuluk Negeri Para Penyair sebaiknya harus terus dirawat.
Baca juga:
Daya Pukau dan Daya Ungkap dalam Literasi Betawi
Anies Mau Festival Sastra JILF 2019 jadi Agenda Rutin
Presiden Jokowi Bertemu Seniman dan Budayawan di Istana
Polisi Tetapkan Tersangka dan Tahan Sopir Penabrak Mobil NH Dini
Hasil Olah TKP Kecelakaan NH Dini, Truk yang Menabrak Overload
Jenazah Sastrawan NH Dini Dikremasi di Ambarawa